Yorick the Movie Ajari Anak Muda untuk Pantang Menyerah
A
A
A
JAKARTA - Mempunyai banyak kekurangan tidak lantas membuat seseorang untuk memupus mimpinya. Ini sebagaimana yang dihadirkan dalam film berjudul "Yorick the Movie". Film ini memberikan semangat dan inspirasi buat kaum generasi muda untuk terus mengapai mimpinya.
"Yorick the Movie" memperlihatkan sebuah kisah perjuangan seorang anak yang memiliki keterbatasan ekonomi. Meski penuh keterbatasan, anak bernama Yorick dan berasal dari Kecamatan Panjalu, Ciamis itu tetap terus berusaha.
Yorick hidup bersama dengan neneknya, Mak Encum, yang buta huruf. Namun begitu, petuah sang nenek tidak pernah dilupakannya, yakni "Apa yang tidak membunuhmu, membuatmu menjadi kuat". Berkat didikan Mak Encum, Yorick kelak menemukan makna petuah tersebut.
"Buktinya, meski sejak kecil hidup Yorick tidak menentu, menggelandang di jalan tanpa tujuan. Kemandirian, dan nila-inilai budi pekerti dari Mak Encum dia pegang dengan teguh," kata salah satu bintang dalam "Yorick The Movie", Ratna Riantiarno dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
Berani hidup jujur, rajin, konsisten, dan pantang menyerah, berhasil membuat Yorick mengubah rasa kelaparan, hinaan, dan keterpurukan menjadi sesuatu yang positif, hingga dia berhasil melewati seleksi alam: yang terkuat yang menang.
Ratna menambahkan, Yorick terlatih berjuang mengandalkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, bukan hanya untuk bertahan hidup, namun juga untuk terus bisa maju. Dengan bekerja serabutan, dari mencuci.
"Yorick the Movie" ini terinspirasi dari novel karya Kirana Kejora, yang diterbitkan PT Nevsky Prospekt Indonesia pada 2018. Buku setebal 336 halaman ini pun coba dialihmediakan ke layar lebar oleh Dexandra Bayu sebagai produser, dan Kin Fathuddin (produser eksekutif).
Sementara, pemain lain dalam film ini, Epi Kusnandar menilai bahwa nilai-nilai perjuangan hidup yang harus dilalui dan dirayakan Yorick dapat menjadi kaca benggala bagi pembaca novel Yorick, penonton film Yorick The Movie, sekaligus aplikasi Yorick.
Menurut Epi, seperti layaknya menonton film Yorick the Movie, yang bernarasi tentang orang-orang yang tak pernah mau menyerah, dan kalah oleh badai kehidupan, kita diajak untuk membaca dan menonton panggung perjuangan. "Oleh karenanya, menonton kisah Yorick adalah kisah kita sebagai manusia. Jadi, menonton Yorick adalah menonton cerminan pengalaman diri kita sendiri yang setiap hari selalu berjuang dengan cara masing-masing dalam hidup," pungkasnya.
"Yorick the Movie" memperlihatkan sebuah kisah perjuangan seorang anak yang memiliki keterbatasan ekonomi. Meski penuh keterbatasan, anak bernama Yorick dan berasal dari Kecamatan Panjalu, Ciamis itu tetap terus berusaha.
Yorick hidup bersama dengan neneknya, Mak Encum, yang buta huruf. Namun begitu, petuah sang nenek tidak pernah dilupakannya, yakni "Apa yang tidak membunuhmu, membuatmu menjadi kuat". Berkat didikan Mak Encum, Yorick kelak menemukan makna petuah tersebut.
"Buktinya, meski sejak kecil hidup Yorick tidak menentu, menggelandang di jalan tanpa tujuan. Kemandirian, dan nila-inilai budi pekerti dari Mak Encum dia pegang dengan teguh," kata salah satu bintang dalam "Yorick The Movie", Ratna Riantiarno dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
Berani hidup jujur, rajin, konsisten, dan pantang menyerah, berhasil membuat Yorick mengubah rasa kelaparan, hinaan, dan keterpurukan menjadi sesuatu yang positif, hingga dia berhasil melewati seleksi alam: yang terkuat yang menang.
Ratna menambahkan, Yorick terlatih berjuang mengandalkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, bukan hanya untuk bertahan hidup, namun juga untuk terus bisa maju. Dengan bekerja serabutan, dari mencuci.
"Yorick the Movie" ini terinspirasi dari novel karya Kirana Kejora, yang diterbitkan PT Nevsky Prospekt Indonesia pada 2018. Buku setebal 336 halaman ini pun coba dialihmediakan ke layar lebar oleh Dexandra Bayu sebagai produser, dan Kin Fathuddin (produser eksekutif).
Sementara, pemain lain dalam film ini, Epi Kusnandar menilai bahwa nilai-nilai perjuangan hidup yang harus dilalui dan dirayakan Yorick dapat menjadi kaca benggala bagi pembaca novel Yorick, penonton film Yorick The Movie, sekaligus aplikasi Yorick.
Menurut Epi, seperti layaknya menonton film Yorick the Movie, yang bernarasi tentang orang-orang yang tak pernah mau menyerah, dan kalah oleh badai kehidupan, kita diajak untuk membaca dan menonton panggung perjuangan. "Oleh karenanya, menonton kisah Yorick adalah kisah kita sebagai manusia. Jadi, menonton Yorick adalah menonton cerminan pengalaman diri kita sendiri yang setiap hari selalu berjuang dengan cara masing-masing dalam hidup," pungkasnya.
(nug)